Pages

Minggu, 23 Oktober 2011

Krisis Air Melanda Dunia

      Sebagian besar penduduk dunia telah menyadari kenyataan ahwa planet bumi telah memasuki periode krisis, yang bila dibandingkan dengan dua atau tiga abad yang lalu, krisis telah semakin serius. Penyebab utama dari munculnya krisis ini adalah tidak adanya penyesuaian antara kebtuhan-kebutuhan manusia dewasa ini dangan fasilitas dan sumber daya alam yang tersedia.
      Di masa lalu, orientasi pembangunan umumnya adalah eksploitasi sumber daya alam semaksimal mungkin tanpa memperhatikan kelestariannya dan pencemaran yang di timbulkan dari kegiatan eksploitasi itu. Akibatnya, sumber daya alam pun menyusut atau rusak karena penyamaran yang semakin meluas.

     Dewasa ini, seiring penngkatan jumlah penduduk, perluasan penyemaran air dan ekspoitasi air tanpa kontrol, ketersediaan air bersih pun menjadi sesuatu hal yang sulit untuk di penuhi.
     Kurangnya sumber daya air bersih sangat di pengarhi oleh perilaku umat manusia sendiri. Polusi air mencakup adanya perubahan fisik dan kimiawi air senhingga membuat air tidak lagi sehat untuk di konsumsi oleh manusia. Hal ini sering kali terjadi akibat kesalahan manusia, namun selalu saja manusia tidak memperlakukan ai sebagaimana mestinya. Di berbagai tempat, sumber air justru di jadilan tempat pembuangan akhir berbagai betuk limbah.
     Kini marilah kita membahas salaah satul imbah yang paling berbahaya bagi air, yaitu limbah kimia. Sebagai contoh, di Sulawesi ada sebuah pabrik penambangan emas yang membuan lumpur sisa penghancuran batu tambang yang memisahkan emas dari batu-batu lainnya ke perairan Teluk Buyat. Padahal lumpur tersebut ternyata masih mengandunglogam berbahaya sepertu mangan, seng, dan sianida. Akibanya, di teluk itu banyak di temui ikan yang memiliki benjolan semacam tumor dan mengandung cairan kental berwarna hitam dan lendir berwarna kuning keemasan. Sejumlah penduduk di tepi Teluk itu mengkonsumsi ikan, juga mengalami benjol-benjol di leher, payudara, betis, pergelangan dan kepala.
    Kejadian di Teluk Buyat ini memperlihatkan betapa berbahayanya bila manusia tdak memperdulikan keselamatan sumber air. Dampak negatif dari pencemaran terhadap sumber air sangatlah luas dan akan terus dirasakan manusia dari generasi ke generasi. Untuk memperbaiki kondisi sumber air yang sudah tercemar,di butuhkan dana yang sangat besar dan waktu yang lama. Oleh karena itu langkah terbaik tentu saja melakukan pencegahan sejak dini, agar sumber air tidak tercemar.
    Pada saat ini sekitar 1 miliar 200 juta manusia di dunia tidak memiliki akses terhadap air bersih da di prediksikan pada tahun 2025 jumla ini akan meningkat menjadi 2 miliar 3 jutaorang. Angka ini tentu bukan angka yang kecil yang bisa di abaikan begitu saja. Untuk itu, diperlukan kesadaran masyarakat dunia, baik masyarakat awam, pelaku industri, maupun pemerintah. Hanya melalui kerjasama yang sinergis di antara semua unsur masyarakat, sumber air di dunia ini bisa terselamatkan.

0 komentar:

Posting Komentar